SILAHKAN ISI BUKU TAMU



Minggu, 07 Juli 2013

Makalah Otensitas Al-Qur'an

A l-Qur’an Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukzizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah kepada Rasulullah, Muhammad s.a.w. untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah s.a.w. menyampaikan Al-Qur’an itu kepada para sahabatnya – orang-orang Arab asli – sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menyakan kepada Rasulullah s.a.w.
Secanggih apapun perkembangan ilmu pengethuan dan teknologi (Iptek) sehingga merubah dalam peradaban kehidupan manusia, eksistensi Al-Qur’an tetap relevan dan menjadi kunci jawaban terhadap tantangan perkembangan iptek dan peradaban kehidupan manusia di negara manapun. Karena Al-Qur’an itu firman Allah sebagai sumber berbagai ilmu yang sangat luas, bahkan tidak akan habis bila ditulis sekalipun air laut sebagai tintanya. (Al-Kahfi: 108). Sedangkan ilmu-ilmu Allah dalam Al-Qur’an yang baru diketahui manusia baru sebagaian kecil saja (illa qalila). (Al-Isra’: 85).

Klick untuk Download Makalah ini







Al-Qur’an sejak awalnya mendapatkan tantangan dari orang-orang yang tidak beriman, seperti anggapan bahwa Al-Qur’an hasil cerita bohong yang dibuat Nabi Muhammad SAW, adanya ayat-ayat palsu dari para nabi palsu misalnya Muasilimah al-kazzab dan kawan-kawan. Dalam setiap pereodesasi kehidupan manusiapun Al-Qur’an selalu dihadapkan beberapa tantangan adanya pemalsuan ayat Al-Qur’an, sehingga sering ditemukan kesalahan dalam penulisan atau penerbitan Al-Qur’an. Oleh karena itu untuk melestarikan otentisitas Al-Qur’an, Pemerintah atau Kementerian Agama dan umat Islam selalu berusaha secara maksimal melalui penghafalan Al-Qur’an pada lembaga pendidikan, Pondok pesantren dan Pendidikan Tinggi Ilmu Al-Qur’an. Selain itu penerbitan Al-Qur’an baik melalui media cetak maupun internet juga semakin meningkat dalam kualitas dan kuantitasnya. Demikian juga pada Diklat calon penyuluh agama Islam juga diberikan materi Dasar-dasar Ilmu Al-Qur’an sebagai modal dalam penyuluhan agama Islam di masyarakat. Rasulullah s.a.w. tidak mengizinkan para sahabat menuliskan sesuatu dari dia selain Al-Qur’an, karena ia khawatir Al-Qur’an akan tercampur dengan yang lainnya. 


Klick untuk Download Makalah ini

Sekalipun sesudah itu Rasulullah s.a.w. mengizinkan kepada sebagian sahabat untuk menulis hadis, tetapi hal yang berhubungan dengan Qur’an tetap didasarkan pada riwayat yang melalui petunjuk di zaman Rasulullah s.a.w., di masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar r.a. Al-Qur’an Al-Karim memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Sebagaimana Firman Allah ta’la yang artinya : “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”(QS. Al-Hijr: 9) Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur’an, jaminan yang diberikan atas dasar Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk-makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur’an tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah s.a.w., dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi s.a.w. Jadi, yang menjadi pertanyaan di sini adalah bagaimana sebenarnya keadaan al-Qur’an itu sendiri pada masa Rasulullah s.a.w., dalam upayanya untuk menyelamatkan kemurnian (keotentikan) kitab suci tersebut? 

Klick untuk Download Makalah ini 

Bagikan