SILAHKAN ISI BUKU TAMU



Kamis, 31 Mei 2012

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN FILSAFAT

S ecara historis kelahiran dan perkembangan pemikiran Yunani Kuno(sistem berpikir) tidak dapat dilepaskan dari keberadaan kelahiran dan perkembangan filsafat, dalam hal ini adalah sejarah filsafat. Dalam tradisi sejarah filsafat mengenal 3 (tiga) tradisi besar sejarah, yakni tradisi: (1) Sejarah Filsafat India (sekitar2000 SM – dewasa ini), (2) Sejarah Filsafat Cina (sekitar 600 SM – dewasa ini), dan (3) Sejarah Filsafat Barat (sekitar 600 SM – dewasa ini). Dari ketiga tradisi sejarah tersebut di atas, tradisi Sejarah Filsafat Barat adalah basis kelahiran dan perkembangan ilmu (scientiae/science/sain) sebagaimana yang kita kenal sekarang ini. Titik-tolak dan orientasi sejarah filsafat baik yang diperlihatkan dalam tradisi Sejarah Filsafat India maupun Cina disatu pihak dan Sejarah Filsafat Barat dilain pihak, yakni semenjak periodesasi awal sudah memperlihatkan titik-tolak dan orientasi sejarah yang berbeda. Pada tradisi Sejarah Fisafat India dan Cina, lebih memperlihatkan perhatiannya yang besar pada masalah-masalah keagamaan, moral/etika dan cara-cara/kiat untuk mencapai keselamatan hidup manusia di dunia dan kelak keselamatan sesudah kematian. Sedangkan pada tradisi Sejarah Filsafat Barat semenjak periodesasi awalnya (Yunani Kuno/Klasik: 600 SM – 400 SM), para pemikir pada masa itu sudah mulai mempermasalahkan dan mencari unsur induk (arché) yang dianggap sebagai asal mula segala sesuatu/semesta alam Sebagaimana yang dikemukakan oleh Thales (sekitar 600 SM) bahwa “air” merupakan arché, sedangkan Anaximander (sekitar 610 -540 SM) berpendapat arché adalah sesuatu “yang tak terbatas”, Anaximenes (sekitar 585 – 525 SM berpendapat “udara” yang merupakan unsur induk dari segala sesuatu. Nama penting lain pada periode ini adalah Herakleitos (± 500 SM) dan Parmenides (515 – 440 SM), Herakleitos mengemukakan bahwa segala sesuatu itu “mengalir” (“panta rhei”) bahwa segala sesuatu itu berubah terus-menerus/perubahan sedangkan Parmenides menyatakan bahwa segala sesuatu itu justru sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah). Lain lagi Pythagoras (sekitar 500 SM) berpendapat bahwa segala sesuatu itu terdiri dari “bilangan-bilangan”: struktur dasar kenyataan itu tidak lain adalah “ritme”, dan Pythagoraslah orang pertama yang menyebut/memperkenalkan dirinya sebagai sorang “filsuf”, yakni seseorang yang selalu bersedia/mencinta untuk menggapai kebenaran melalui berpikir/bermenung secara kritis dan radikal (radix) secara terus-menerus. Yang hendak dikatakan disini adalah hal upaya mencari unsur induk segala sesuatu (arche), itulah momentum awal sejarah yang telah membongkar periode myte (mythos/mitologi) yang mengungkung pemikiran manusia pada masa itu kearah rasionalitas (logos) dengan suatu metode berpikir untuk mencari sebab awal dari segala sesuatu dengan merunut dari hubungan kausalitasnya (sebab-akibat). Jadi unsur penting berpikir ilmiah sudah mulai dipakai, yakni: rasio dan logika (konsekuensi). Meskipun tentu saja ini arché yang dikemukakan para filsuf tadi masih bersifat spekulatif dalam arti masih belum dikembangkan lebih lanjut dengan melakukan pembuktian (verifikasi) melalui observasi maupun eksperimen (metode) dalam kenyataan (empiris), tetapi prosedur berpikir untuk menemukannya melalui suatu bentuk berpikir sebab-akibat secara rasional itulah yang patut dicatat sebagai suatu arah baru dalam sejarah pemikiran manusia. Hubungan sebab-akibat inilah yang dalam ilmu pengetahuan disebut sebagai hukum (ilmiah). Singkatnya, hukum ilmiah atau hubungan sebab-akibat merupakan obyek material utama dari ilmu pengetahuan. Demikian pula kelak dengan tradisi melakukan verifikasi melalui observasi dan eksperimen secara berulangkali dihasilkan teori ilmiah. Zaman keemasan/puncak dari filsafat Yunani Kuno/Klasik, dicapai pada masa Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Sokrates sebagai guru dari Plato maupun tidak meninggalkan karya tulis satupun dari hasil pemikirannya, tetapi pemikiran-pemikirannya secara tidak langsung banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan para pemikir Yunani lainnya tetapi terutama ditemukan dalam karya muridnya Plato. Filsafat Plato dikenal sebagai ideal (isme) dalam hal ajarannya bahwa kenyataan itu tidak lain adalah proyeksi atau bayang-bayang/bayangan dari suatu dunia “ide” yang abadi belaka dan oleh karena itu yang ada nyata adalah “ide” itu sendiri. Filsafat Plato juga merupakan jalan tengah dari ajaran Herakleitos dan Parmenides. Dunia “ide” itulah yang tetap tidak berubah/abadi sedangkan kenyataan yang dapat diobservasi sebagai sesuatu yang senantiasa berubah. Karya-Karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam. Sedangkan Aristoteles sebagai murid Plato, dalam banyak hal sering tidak setuju/berlawanan dengan apa yang diperoleh dari gurunya (Plato). Bagi Aristoteles “ide” bukanlah terletak dalam dunia “abadi” sebagaimana yang dikemukakan oleh Plato, tetapi justru terletak pada kenyataan/benda-benda itu sendiri. Setiap benda mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi (“hylé”) dan bentuk (“morfé”). Lebih jauh bahkan dikatakan bahwa “ide” tidak dapat dilepaskan atau dikatakan tanpa materi, sedangkan presentasi materi mestilah dengan bentuk. Dengan demikian maka bentuk-bentuk “bertindak” di dalam materi, artinya bentuk memberikan kenyataan kepada materi dan sekaligus adalah tujuan (finalis) dari materi. Aristoteles menulis banyak bidang, meliputi logika, etika, politik, metafisika, psikologi dan ilmu alam. Pemikiran-pemikirannya yang sistematis tersebut banyak menyumbang kepada perkembangan ilmu pengetahuan 2. Jaman Patristik dan Skolastik: Filsafat Dalam dan Untuk Agama Pada jaman ini dikenal sebagai Abad Pertengahan (400-1500 ). Filsafat pada abad ini dikuasai dengan pemikiran keagamaan (Kristiani). Puncak filsafat Kristiani ini adalah Patristik (Lt. “Patres”/Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik Patristik sendiri dibagi atas Patristik Yunani (atau Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat). Tokoh-tokoh Patristik Yunani ini anatara lain Clemens dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Naziane (330-390), Basilius (330-379). Tokoh-tokoh dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran-ajaran dari para Bapa Gereja ini adalah falsafi-teologis, yang pada intinya ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran ini banyak pengaruh dari Plotinos. Pada masa ini dapat dikatakan era filsafat yang berlandaskan akal-budi “diabdikan” untuk dogma agama. Jaman Skolastik (sekitar tahun 1000), pengaruh Plotinus diambil alih oleh Aristoteles. Pemikiran-pemikiran Ariestoteles kembali dikenal dalam karya beberapa filsuf Yahudi maupun Islam, terutama melalui Avicena (Ibn. Sina, 980-1037), Averroes (Ibn. Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles demikian besar sehingga ia (Aristoteles) disebut sebagai “Sang Filsuf” sedangkan Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki sebagai “Sang Komentator”. Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan filsuf penting sebagian besar dari ordo baru yang lahir pada masa Abad Pertengahan, yaitu, dari ordo Dominikan dan Fransiskan.. Filsafatnya disebut “Skolastik” (Lt. “scholasticus”, “guru”), karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah biara dan universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan bersifat internasional. Inti ajaran ini bertema pokok bahwa ada hubungan antara iman dengan akal budi. Pada masa ini filsafat mulai ambil jarak dengan agama, dengan melihat sebagai suatu kesetaraan antara satu dengan yang lain (Agama dengan Filsafat) bukan yang satu “mengabdi” terhadap yang lain atau sebaliknya. Sampai dengan di penghujung Abad Pertengahan sebagai abad yang kurang kondusif terhadap perkembangan ilmu, dapatlah diingat dengan nasib seorang astronom berkebangsaan Polandia N. Copernicus yang dihukum kurungan seumur hidup oleh otoritas Gereja, ketika mengemukakan temuannya tentang pusat peredaran benda-benda angkasa adalah matahari (Heleosentrisme). Teori ini dianggap oleh otoritas Gereja sebagai bertentangan dengan teori geosentrisme (Bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa) yang dikemukakan oleh Ptolomeus semenjak jaman Yunani yang justru telah mendapat “mandat” dari otoritas Gereja. Oleh karena itu dianggap menjatuhkan kewibawaan Gereja. 3. Jaman Modern: Lahir dan Berkembangan Tradisi Ilmu Pengetahuan Jembatan antara Abad pertengahan dan Jaman Modern adalah jaman “Renesanse”, periode sekitar 1400-1600. Filsuf-filsuf penting dari jaman ini adalah N. Macchiavelli (1469-1527), Th. Hobbes (1588-1679), Th. More (1478-1535) dan Frc. Bacon (1561-1626). Pembaharuan yang sangat bermakna pada jaman ini ((renesanse) adalah “antroposentrisme”nya. Artinya pusat perhatian pemikiran tidak lagi kosmos seperti pada jaman Yunani Kuno, atau Tuhan sebagaimana dalam Abad Pertengahan. Setelah Renesanse mulailah jaman Barok, pada jaman ini tradisi rasionalisme ditumbuh-kembangkan oleh filsuf-filsuf antara lain; R. Descartes (1596-1650), B. Spinoza (1632-1677) dan G. Leibniz (1646-1710). Para Filsuf tersebut di atas menekankan pentingnya kemungkinan-kemungkinan akal-budi (“ratio”) didalam mengembangkan pengetahuan manusia. Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Setelah reformasi, renesanse dan setelah rasionalisme jaman Barok, pemikiran manusia mulai dianggap telah “dewasa”. Periode sejarah perkembangan pemikiran filsafat disebut sebagai “Jaman Pencerahan” atau “Fajar Budi” (Ing. “Enlightenment”, Jrm. “Aufklärung”. Filsuf-filsuf pada jaman ini disebut sebagai para “empirikus”, yang ajarannya lebih menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena adanya pengalaman indrawi manusia (Lt. “empeira”, “pengalaman”). Para empirikus besar Inggris antara lain J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776). Di Perancis JJ. Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804) Secara khusus ingin dikemukakan disini adalah peranan filsuf Jerman Immanuel Kant, yang dapat dianggap sebagai inspirator dan sekaligus sebagai peletak dasar fondasi ilmu, yakni dengan “mendamaikan” pertentangan epistemologik pengetahuan antara kaum rasionalisme versus kaum empirisme. Immanuel Kant dalam karyanya utamanya yang terkenal terbit tahun 1781 yang berjudul Kritik der reinen vernunft (Ing. Critique of Pure Reason), memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan. Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan. Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh kaum rasionalisme maupun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari keduanya mengkalim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang lainnya. Dengan kata lain memang pengetahuan dihimpun setelah melalui (aposteriori) sistem penginderaan (sensory system) manusia, tetapi tanpa pikiran murni (a priori) yang aktif tidaklah mungkin tanpa kategorisasi dan penataan dari rasio manusia. Menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi) dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana pikiran manusia mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal, bukan bagaimana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri 4. Masa Kini: Suatu Peneguhan Ilmu Yang Otonom Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas perkembangan pemikiran filsafat pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar: rasionalisme, empirisme dan idealisme dengan mempertahankan wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan filsafat abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas, filsafat abad kesembilan belas dan abad kedua puluh banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat tetapi wilayah pengaruhnya lebih tertentu. Akan tetapi justru menemukan bentuknya (format) yang lebih bebas dari corak spekulasi filsafati dan otonom. Aliran-aliran tersebut antara laian: positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neo-kantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi. Berkaitan dengan filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan adalah positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut Comte pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap/fase, yaitu tahap: (1) teologis, (2) Metafisis, dan (3) Positif-ilmiah. Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Dengan demikian Comte menolak spekulasi “metafisik”, dan oleh karena itu ilmu sosial yang digagas olehnya ketika itu dinamakan “Fisika Sosial” sebelum dikenal sekarang sebagai “Sosiologi”. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu alam (Natural sciences) sudah lebih “mantap” dan “mapan”, sehingga banyak pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil-oper oleh ilmu-ilmu sosial (Social sciences) yang berkembang sesudahnya. Pada periode terkini (kontemporer) setelah aliran-aliran sebagaimana disebut di atas munculah aliran-aliran filsafat, misalnya : “Strukturalisme” dan “Postmodernisme”. Strukturalisme dengan tokoh-tokohnya misalnya Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault. Tokoh-tokoh Postmodernisme antara lain. J. Habermas, J. Derida. Kini oleh para epistemolog (ataupun dari kalangan sosiologi pengetahuan) dalam perkembangannya kemudian, struktur ilmu pengetahuan semakin lebih sistematik dan lebih lengkap (dilengkapi dengan, teori, logika dan metode sain), sebagaimana yang dikemukakan oleh Walter L.Wallace dalam bukunya The Logic of Science in Sociology. Dari struktur ilmu tersebut tidak lain hendak dikatakan bahwa kegiatan keilmuan/ilmiah itu tidak lain adalah penelitian (search dan research). Demikian pula hal ada dan keberadaan (ontologi/metafisika) suatu ilmu /sain berkaitan dengan watak dan sifat-sifat dari obyek suatu ilmu /sain dan kegunaan/manfaat atau implikasi (aksiologi) ilmu /sain juga menjadi bahasan dalam filsafat ilmu. Setidak-tidaknya hasil pembahasan kefilsafatan tentang ilmu (Filsafat Ilmu) dapat memberikan perspektif kritis bagi ilmu /sain dengan mempersoalkan kembali apa itu:pengetahuan?, kebenaran?, metode ilmiah/keilmuan?, pengujian/verifikasi? dan sebaliknya hasil-hasil terkini dari ilmu /sain dan penerapannya dapat memberikan umpan-balik bagi Filsafat Ilmu sebagai bahan refleksi kritis dalam pokok bahasannya (survey of sciences) sebagaimana yang dikemukakan oleh Whitehead dalam bukunya Science and the Modern World (dalam Hamersma, 1981:48)
SUKA BLOG KU???
PUSTAKA: Gordon, Scott. 1991. The history and philosophy of social science. New York: Routledge. Hamersma, Harry,. 1981. Pintu Masuk ke Dunia Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Lanur, Alex ,. 1985. Logika: Selayang Pandang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sonny Keraf, A. dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Wallace, Walter L. 1971. The Logic of Science in Sociology. New York: Aldine Publishing Company Wedberg, Anders. 1982. A History of Philosophy. Oxford: Clarendon Press. Volume 1 & 2. Bagikan

Rabu, 23 Mei 2012

Konstitusi

P engertian Konstitusi Perbaikan system ketatanegaraan tidak cukup hanya di tuliskan dalam teks kontitusi, tetapi juga harus di jadikakan sebagai bagian dari kesadaran kognitif setiap warga Negara, bahkan harus mebjadi bagian yang mewarnai perilaku seluruh komponenan warga Negara. F. Laselle membagi konstitusi menjadi dua pengertian yakni: 1. sosiologi dan politis.konstitusi adalah sintesa factor – factor kekuatan yang nyata dalam masyarakat (hubungan antara kekuasaan – kekuasaan dalam suatu negara). Seperti raja, parlemen, cabinet, partai politik, dan lain – lain. 2. yuridis. Kostitusi adalah suatu naskah yang memuat semua bangunan Negara dan sendi – sendi pemerintahan.. Sejarah Perkembangan Konstitusi Pada abad VII(zaman klasik) lahirlah piagam madinah atau konstitusi madinah.piagam madinah yang di bentuk pada awal masa klasik islam (622 M) merupakan aturan pokok tata kehidupan bersama di madinah yang di huni oleh bermacam – macam kelompok dan golongan: yahudi , Kristen, islam dan lainnya.konstitusi madinah berisikan tentang hak bebas berkeyakinan, kebebasan berpendapat, kewajiban masyarakat dan juga mengatur kepentingan – kepentingan umum. Fungsi , Tujuan , Dan Ruang Lingkup Konstitusi Negara – Negara yang bersandar pada demokrasi konstitusional, UUD mempunyai fungsi yang penting, yaitu untuk membatasi kekuasaan pemerintah,sehingga tidak terjadi penyelewengan kekuasaan agar hak – hak Negara akan lebih terlindungi. Tujuan konstitusi adalah membatasi tindakan sewenag –wenang pemerintah, menjamin hak – hak rakyat yang di perintah dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat. Klasifikasi Konstitusi 1. Konstitusi tertulis dan tidak tertulis  Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki “kesakralan khusus” dalam proses perumusannya. Dan yang merupakan suatu instrument yang oleh penyusunnya di susun untuk segala kemungkinan yang dirasa terjadi dalam pelaksanaannya.  Konstitusi yang tidak tertulis adalah konstitusi yang lebih berkembang atas dasar adat istiadat (costum) daripada hokum tertulis. 2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi kaku  Konstitusi fleksibel: konstitusi yang dapat di ubah atau di amandmen tanpa adanya prosedur khusus.  Konstitusi kaku : konstitusi yang mempersyarat prosedur khusus untuk perubahan atau amandemennya. 3. Konstitusi derajat – tinggi dan konstitusi tidak derajat – tinggi  Konstitusi derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam Negara.dan berada di atas perundang – undangan.  Konstitusi tidak sederajat ialah suatu konstitusi yang tidak mempunyai kedudukan serta sederajat seperti konstitusi derajat tinggi.dan stingkat denan perundang –undangan. 4. Konstitusi serikat dan konstitusi kesatuan  Jika bentuk Negara serikat maka akan di dapatkan system pembagian kekuasaan antara pemerintah Negara Negara serikat dengan pemerintah Negara bagian dan akan di atur dalam konstitusi.  Dalam Negara kesatuan pembagian kekuasaan tidak di jumpai,karena seluruh kekuasaannya terpusat pada pemerintah pusat sebagai mana di atur dalam konstitusi. 5. Konstitusi system pemerintahan presidensial dan konstitusi pemerintahan parlementer. Sejarah Lahirnya Konstitusi Indonesia Sebagai Negara hokum, Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal dengan undang – undang dasar 1945. UUD 1945 di rancang sejak 29 mei 1945 oleh BPUPKI atau dalam bahasa jepang di kenal dengan dokuritzu zyunbi tyoosakai yang beranggotakan 62 orang. Dan di ketuai Mr. Radjiman Wedyodiningrat. Perubahan Konstitusi Dalam system ketatanegaraan modern,terdapat dua model perubahan konstitusi : renewal (pembaharuan) dan amandement (perubahan). Wacana perubahan UUD 1945 mulai mengemuka seiring dengan perkembangan politik paska orde baru. Sebagian kalangan menghendaki perubahan total UUD 1945 dengan cara membentuk konstitusi baru.menurut kelompok ini,UUD 1945 di anggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan politik dan ketatanegaraan Indonesia, sehingga di butuhkan konstitusi baru sebagai pengganti UUD 1945. Sedangkan sebagian kelompok lain berpendapat bahwa UUD 1945 masih relevan dengan perkembangan politik Indonesia dan karenanya harus di pertahankan dengan melakukan amandemen pada pasal – pasal tertentu yang tidak lagi sesuai dengan perkembangan social politik dewasa ini. Pendapat kelompok yang terahir ini di dasarkan pada pandangan UUD 1945 terdapat pembukaan yang jika di ubah akan berakibat pada perubahan consensus politik yang telah di sepakati oleh para pendiri bangsa (founding fathers). Hierarki Perundang – Undangan Indonesia Sejak 1966 telah di lakukan perubahan atas hierarki ( tata urutan) peraturan perundang – undangandi Indonesia adalah sebagai berikut: 1. UUD 1945. 2. Ketetapan MPR. 3. UU atau peraturan pemerintah pengganti UU. 4. Peraturan pemerintah. 5. Keputusan presiden. 6. Peraturan – peraturan pelaksananya. Konstitusi Sebagai Piranti Demokrasi Sebagai sebuah aturan dasar yang mengatur kehidupan dalam berbangsa dan bernegara,maka sepatutnya konstitusi di buat atas dasar kesepakatan bersama antara Negara dan warga Negara, agar satu sama lain merasa bertanggung jawab serta tidak terjadi penindasan dari yang kuat terhadap yang lemah. Bagikan

Makna Dan Hakikat Demokrasi

D emokerasi adalah peluang yang sama bagi semua orang dan kelompok untuk berbicara dan didengar keputusan yang dicapai melalui cara-cara demokeratis harus ditaati oleh semua komponen yang terlibat. Menghianati hasil-hasil kesepakatan bersama sama saja mencederai demokrasi itu sendiri. Jika kespakatan besama tidak berjalan dengan baik, bersabarlah untuk tidak bertindak anarkhis tetapi merubehnya melalui tata cara demokrasi. Demokrasi memiliki arti suatu keadaan Negara di mana dalam system pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertingi berada dalam keputusan bersama rakyat,pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Demokrasi normatif adalah demokrasi yang secaraa ideal hendak di lakukan oleh sebuah Negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokras dalam perwujudannya pada dunia politik [eraktis. Pengakuan dan dikungan rakyat bagi suatu pemerintahan sangatlah penting. Karena dengan legitimasi politik tersebut pemerintahan dapat menjalankan roda biro gasi dan perogeram-perogeramnya sebagai wujud dari amanat yang diberikan oleh rakyat kepadanya. Pers bebas bertanggung jawab adalah system pers dalam iklim pembertaan yang obyaktif dan seimbang dan tersedianya jalur dan mekanisme hukum bagi siapa saja yang merasa dirugikan oleh suatu pe mberitaan surat kabar atau media elek trunik. Demokrasi; Pandangan Dan Pegangan Hidup Bersama Enam norma atau unsur pokok yang dibutuhkan yang dibutuhkan oleh tatanan masyarakat yang demokratis.keenam norma itu adalah; 1. Kesadaran meluralisme 2. Musyawarah 3. Cara haruslah sejalan dengan tujuan 4. Norma kejujuran dalam permufakatan 5. Kebebasan nurani, mersamaan hak, dan kewajiban. 6. Trial and error(percobaan dan salah) Demokrasi bukanlah sesuatu yang telah selesai dan siap saji, tetapi ia merupakan sebuah peruses tanpa henti. Dalam rangka ini demokrasi membutuhkan percobaan- percobaan dan kesediaan semua pihakuntuk menerima kemungkinan dan ketidaktepatan atau kesalahan dalam peraktik nerdemokrasi. Alih – alih memberikan kewenangan daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri secara fropesional dan akuntabel, kebijakan otda masih banyak di pahami oleh sebagian masyarakat dan pemerintah daerah sebagai kebebasan untuk membuat aturan yang sarat dengan semangat primordial , agama dan kesukuan. Factor – Factor Pendukung Demokrasi 1. Negara hukum Negara hukum (rechtsstaat atau the rule of law) memiliki pengertian bahwa Negara memberikan perlindungan hukum bagi warga Negara melalui pelembagaan peradilan yang bebas dan tidak memihak serta penjaminan hak asasi manusia 2. Masyarakat madani (civil society) Msyarakat madani mensyaratkan adanya keterlibatan warga negara (civic engagement) melalui asosiasi – asosiasi social. Keterlibatan warga Negara memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka , percaya, dan toleran antar individu dan kelompok yang berbeda. 3. Infesteruktur politik Patai politik merupakan seteruktur kelembagaan poltik yang anggota – anggotanya mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dalam mewujudkan kebijakan – kebijakannya. Parameter Demokrasi Prinsip – prinsip dasar demokrasi itu adlah persamaan, kebebasan, dan pluralism. 1. Pemilihan umum sebagai peruses pembentukan pemerintah. 2. Susunan kekuasaan Negara. 3. Kontrol rakyat Sekilas sejarah demokrasi Demokrasi tumbuh kembali di eropa menjelang akhir abad pertengahan, ditandai oleh lahirnya magna charta (piagam besar). Magna carta adalah suatu piagam yang memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan raja jhon inggeris. Salah satu asas dalam prinsip hukum alam itu adalah pandangan bahwa dunia ini dikuasai oleh hukum yang timbul dari alam (natural law) yang mengandung prinsip –prinsip keadilan yang universal , berlaku untuk semua waktu dan semua orang, baik raja,bangsawn,maupun rakyat jelata. Menurut locke (1632 - 1704) hak-hak politik rakyat hak atas hidup,kebebasan dan hak memiliki (live, liberal and peroperty); sedangkan menurut Montesquieu(1689 - 1744) system pokok yang dapat menjamin hak – hak politik adalah melalui prinsip trias politica. Demokrasi di indonesia. 1. Periode 1945 – 1959 Demokrasi pada masa ini dikenal sebutan demokrasi parlementer.sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklemirkan. 2. Periode 1959 – 1965. Periode ini dikenal dengan sebutan demokrasi terpimpin (guided democraci).ciri – cirri demokrasi adalah dominasi politik peresiden dan berkembengnya pengaruh komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung bpolitik nasional. Kekeliruan yang sangat besar dalam demokrasi terpimpinnya soekarno yaitu adanya pengingkaran terhadap nilai – nilai demokrasi yaitu adsolutisme dan terputusnya kekuasaan pada diri pemimpin, sehingga tidak ada ruang kontrol sosial dan check and belance dari legislatif terhadapn eksekuif . 3. Periode 1965 – 1998 Perioden ini merupakan masa pemerintahan peresiden soeharto dngan orde barunya sebuttan orde baru merupakan keritik harapan periode sebelumnyan, orde lama. 4. Periode 1998 – sekarang Periode ini sering sekali disebut dengan istilah periode paska orde baru. Periode ini erat hubunganya dengan erakan reformasi yang menuntut pelaksanaan demokrasi dan HAM secara murni dan konsekuen. Islam Dan Demokrasi Dalam perkembangan sejarah islam kemudian, konsep – konsep islam ideal itu tidak bebas dari peraktk – peraktik penyimpangan. Karna tidakterlalu salah jika ada pandangan yang menyatakan dalam kontak demokrasi islam sangat sarat dengan konsep – konsep ideal tentang kemasyarkatan tetapi cukup miskin pengalaman dalam peraktik berdemokerasi. Secara garis besar wacana islam dan demokrasi dapat di kelompokkan menjadi tiga kelompokpemikiran 1. Islam dan demokrasi adalah dua system politik yang berbeda. 2. Islam berbeda dengan demokras apabila dempkrasi didefisinikan secara perosedur seperti di pahami dan diperaktikkan di Negara – negra barat 3. Islam adalah system nilai yang membenarkan dan mendukung system politik demokrasi seperti yang diperaktikkan Negara – negra maju. Terdapat beberapa argumen teoritis yang bisa manjelaskan lambangnya pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di dunia islam. 1. Pemahaman doctrinal menghambat praktik demokrasi. 2. Persoalan kultur. 3. Lambannya pertumbuhan demokrasi di dunia islam tak ada hubungan dengan teologi maupun kultur,melainkan lebih terkait dengan sifat alamiah demokrsi itu sendiri. Bagikan

Minggu, 20 Mei 2012

Bagikan

INDONESIA DALAM BAHAYA





Banyak kisah telah tercatat… banyak yang telah dilakukan, tapi lebih banyak lagi yang terlalaikan… ya, sudah 3 tahun lamanya Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 2, berkuasa namun masih menyisahkan banyak sekali permasalahan yang belum teratasi, mulai dari masalah pengentasan Kemiskinan, Perbaikan Ekonomi Bangsa, dan kasus-kasus lain yang masih menimbulkan banyak pertanyaan dalam benak para penghuni bangsa ini….
Indonesia dalam Bahaya… ya, itulah status bangsa kita saat ini… kenapa???


SUKA BLOG KU???

 


Indonesia merupakan salah satu Negara agraris yang memiliki potensi memajukan pertaniannya menuju keadaaan yang lebih baik. Berdasarkan data Departemen Pertanian, luas lahan sawah Indonesia mencapai 7,6 juta ha. Potensi ini juga didukung oleh kekayaan komoditas dan kesuburan lahan yang sangat baik. Di tahun 2004, gaung ini pun semakin membesar dengan pernyataan pemerintah bahwa Indonesia sudah mencapai swasembada beras. Selain itu pemerintah juga menargetkan swasembada pangan 2014 yang jika mengacu pada FAO(Food and Agriculture Organization) diistilahkan sebagai ketahanan pangan(food security).
Bagikan

ILMU EKONOMI & RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI




1.DEVINISI ILMU EKONOMI
Kata ekonomi (economy) berasal dari kata Yunani yang mengandung arti “one who manages the household”. Arti ini secara literal berasal dari dua suku kata yang selama ini kita fahami, oicos dan nomos. Sedangkan ilmu ekonomi atau ekonomika atau economics adalah ilmu yang mempelajari manajemen rumah tangga tersebut. Menurut Lipsey et al. (1999) definisi ekonomika adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang masalah ekonomi. Lebih lanjut, menurut Lipsey, definisi yang cukup baik adalah menurut Alfred Marshall yang mengartikan political economy atau economics sebagai sebuah studi tentang manusia dalam urusan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain ekonomika adalah sebuah studi tentang penggunaan sumber daya yang langka (scarce) untuk memenuhi keinginan manusia (yang tidak terbatas). Kelangkaan (scarcity) adalah masalah sentral dalam ekonomika. Dalam manajemen rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, manusia berhadapan dengan sumber daya yang terbatas. Sehingga terdapat konsep pilihan (choice) dan pengorbanan (opportunity cost) sebagai konsekuensi dari kelangkaan ini. Esensinya manusia akan berhadapan dengan seni mengelola sumber daya dengan melakukan pilihan untuk mendapatkan manfaat dari suatu pilihan dan menghilangkan manfaat dari pilihan lain untuk mencapai tujuannya. Untuk memahami masalah utama ilmu ekonomi ini, terdapat beberapa pertanyaan mendasar. Apakah kelangkaan adalah sesuatu yang tidak terhindarkan? Mengapa? Dan bagaimana konsekuensi logisnya berupa pilihan dan pengorbanan tersebut dapat tercipta?



SUKA BLOG KU???

 



2. MASALAH ILMU EKONOMI: SUMBER DAYA, KELANGKAAN, DAN PILIHAN
A. Kelangkaan
Pada dasarnya, baik individu dengan jumlah sumber daya yang banyak (kaya) maupun yang miskin akan berhadapan dengan persoalan kelangkaan. Hal ini dikarenakan manusia cenderung menginginkan sesuatu lebih dari apa yang dapat dicapainya. Baik individu dengan pendapatan Rp10.000 per hari dan yang dengan pendapatan Rp1 juta perhari akan menghadapi kelangkaan dan pilihan. Lihat ilustrasi sederhana di sekitar kita. Bayangkan seorang mahasiswa biasa tingkat pertama, bisa jadi ia menginginkan untuk mengerjakan tugas ospek sekaligus tugas kuliah dengan sempurna. Namun waktu membatasinya. Atau keinginan untuk memiliki buku teks sekaligus pulsa untuk telepon selulernya. „Pendapatan‟ atau jatah dari orang tua membatasinya.
Apabila ilustrasi ini diterapkan kepada profil mahasiswa anak seorang konglomerat. Pilihannya bisa jadi antara mempergunakan waktunya untuk .masuk kuliah secara penuh atau pergi bersama keluarga berlibur ke Disneyland. Atau antara membeli unit PC baru dengan memperbarui telepon selulernya dengan I-phone. Secara umum, manusi dibatasi oleh waktu, pendapatan, harga, dan berbagai faktor lainnya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini terjadi karena secara relatif keinginan melebihi kapasitas pemenuhannya. Konteks kelangkaan ini juga terjadi pada tingkat komunitas atau sosial. Secara mendasar sumber daya yang dihasilkan/dimiliki relatif lebih sedikit dibandingkan jumlah yang diinginkan oleh masyarakat.

B. Pilihan
Dari uraian tersebut, pilihan adalah konsekuensi logis dari kelangkaan. Dan sekali lagi, setiap individu akan melakukan pilihan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumber dayanya. Namun satu hal yang sama adalah semua individu atau komunitas melakukan pilihan. Pilihan berarti mendapatkan sesuatu dan meninggalkan yang lain. Di sinilah muncul konsepsi biaya. Bahwa untuk mendapatkan manfaat dari sebuah barang atau jasa kita harus mengorbankan manfaat dari barang atau jasa lainnya. Mendapatkan suatu lebih berarti sedikit untuk sesuatu yang lain.





3. BIAYA: OPPORTUNITY COST
Pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat dari sebuah pilihan dalam aktivitas ekonomi disebut opportunity cost. Opportunity cost dari mengerjakan tugas ospek dengan sempurna adalah tidak dapat mengerjakan tugas kuliah dengan sempurna apabila keduanya simultan atau waktu membatasinya. Begitu pula untuk mendapatkan buku teks maka harus mengorbankan pulsa jika pendapatan membatasinya.
Salah satu cara untuk mengilustrasikan konsep opportunity cost ini secara geometris adalah dengan cara menggambar sebuah kurva yang disebut production possibities curve (PPC)1. PPC adalah geometri yang menunjukkan konversi sumber daya ekonomi ke jumlah dua jenis pilihan ekonomi (baik barang atau jasa) yang dapat dijangkau.
1 Dikenal juga dengan istilah Production Possibility Frontier (PPF) atau Production Possibility Boundary (PPB).



Gambar 1-1 Kurva PPC linier untuk dua barang: buku teks dan pulsa
Gambar 1-1 menunjukkan semua kemungkinan kombinasi pilihan buku teks dan unit pulsa yang dapat dibeli. Katakanlah seorang mahasiswa memiliki sisa pendapatan bersih di luar konsumsi dan akomodasi sebesar Rp1 juta per semester, dimana harga per unit pulsa adalah Rp100 ribu dan per buah buku teks adalah Rp200 ribu. Jika semua pendapatan ini dibelikan buku, maka jumlah maksimum buku teks dalam PPC adalah 5 buah dan jika untuk pulsa seluruhnya jumlah maksimumnya adalah 10 unit pulsa. Garis biru menunjukkan kemungkinan kombinasi antara buku teks dan unit pulsa per semester. Area di bawahnya adalah himpunan titik-titik kombinasi pilihan yang terjangkau. Sedangkan area abu-abu yang lebih gelap di atasnya adalah himpunan titik-titik kombinasi piliahan yang tidak mungkin tercapai. Jika sang mahasiswa menginginkan satu unit buku, dari posisi seluruhnya untuk pulsa maka dua unit pulsa harus dikorbankan dan seterusnya. Begitu pula dari posisi seluruhnya untuk buku, tambahan dua unit pulsa dapat dilakukan dengan mengorbankan satu buah buku teks, dan seterusnya. Pengorbanan per unit ini adalah opportunity cost. Dalam hal ini per buah buku teks adalah dua unit pulsa dan sebaliknya.
Secara umum konsep pengorbanan antara dua pilihan atau opportunity cost dikenal juga dengan istilah trade off. Jika hubungan trade off di dalam ilustrasi di atas adalah linier atau tingkat pengorbanan barang lain independen terhadap level konsumi kuantitas suatu barang, tidak halnya dengan ilustrasi pada Gambar 1-2 berikut. Yaitu PPC untuk barang militer dan barang sipil dalam sebuah komunitas sosial negara. Semakin tinggi level konsumsi barang militer, per unit pengorbanannya akan menghasilkan tambahan untuk barang sipil yang cukup signifikan jumlahnya. Begitu pula sebaliknya.
Unit barang militer pada tingkat konsumsi yang tinggi ini membutuhkan pengorbanan yang banyak dari kuantitas barang sipil. Secara intuitif, karakter trade off dalam perekonomian pada umumnya demikian. Yaitu tingkat substitusi penggunaan barang tidaklah konstan. Pada jumlah produksi yang relatif tinggi suatu barang , lebih banyak atau ekstra barang lain diperlukan untuk mengadakannya relatif pada masa awal produksi. Jika diamati dengan seksama, semakin tingginya trade off ini dapat ditunjukkan dengan menggambar garis singgung (slope) sepanjang PPF dari kiri ke kanan dalam sumbu horizontal. Anda akan mendapatkan kecuraman garis yang semakin tinggi bukan?
Gambar 1-2 Kurva PPC non-linier: barang militer dan barang sipil



Bagikan

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR (IAD)

Pengertian Ilmu Alamiah Dasar

Ilmu Alamiah atau sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam dan akhir-akhir ini ada juga yang menyebut Ilmu Kealaman, yang dalam Bahasa Inggris disebut Natural Science atau disingkat Science dan dalam bahasa Indonesia sudah lazim digunakan istilah Sains.
Ilmu Pengetahuan Alam Dasar adalah Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam Alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.


SUKA BLOG KU???

 



2. Tujuan IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
a. Tujuan Instruksional Umum
Dengan mempelajari tentang pengetahuan ini, maka diharapkan akan dapat memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala Alam sampai terwujudnya metode ilmiah yang merupakan ciri khusus dari ilmu pengetahuan Alam.
b. Tujuan Instruksional Khusus
1). Dapat menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia.
2). Dapat menjelaskan perkembangan alam piker manusia dalam
memenuhi kebutuhan terhadap “Rahasia ingin tahu”nya.
3). Dapat memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan
masyarakat.
3. Ruanglingkup Materi IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
a. Kelahiran alam semesta
1). Mengenal alam semesta
2). Teori terbentuknya alam semesta
a). Teori ledakan
Teori ledakan ini bertolak dan adanya suatu massa dan berat jenis yang sangat besar, meledak dengan hebat karena adanya reaksi ini. Massa itu kemudian berserakan mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan.

Bagikan

SISTEM INFORMASI DAN STRATEGI BISNIS

S istem informasi strategis, sistem komputer yang digunakan level organisasi untuk mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan untuk membantu organisai meraih keunggulan kompetitif. Keputusan strategi bisnis dari perusahaan tergantung pada: Produk dan jasa yang dhasilkan perusahaan Industri di mana perusahaan bersaing Pesaing, pemasok, dan pelanggan dari perusahaan Tujuan jangka


SUKA BLOG KU???

 


panjang dari perusahaan Strategi level Bisnis: Model Rantai Nilai Strategi yang paling umum untuk level ini adalah: menjadi penghasil produk dengan biaya produksi yang rendah mendiferensiasikan produk dan jasa mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar sampai ke pasar global maupun dengan mempersempit pasar. Model rantai nilai, model yang memberi perhatian pada aktivitas primer dan pendukung yang menambah nilai bagi produk dan jasa perusahaan di mana sistem informasi paling baik diterapkan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Aktivitas primer yaituaktivitas yang langsung berhubungan dengan produksi dan distribusi produk perusahaan atau jasa. Sedangkan aktivitas pendukung adalah aktivitas yang memungkinkan pelaksanaan aktivitas primer. Terdiri dari infrastruktur organisasi, sumber daya manusia, teknologi, dan pengadaan. Nilai web mengacu ke jaringan pelanggan-terkendali pada perusahaan yang memanfaatkan teknologi informasi untuk mengkoordinasikan rantai nilainya agar secara kolektif menghasilkan produk atau jasa kepada pasar. Produk dan Jasa Sistem Informasi System yang menciptakan diferensiasi produk: Perusahaan dapat menggunakan IT untuk mengembangkan produk-produk berbeda. Menciptakan loyalitas merek dengan mengembangkan produk yang unik dan baru dan jasa Produk dan jasa tidak mudah diduplikasi oleh pesaing. Contohnya, Dell Corporation. Sistem yang Mendukung Ceruk Pasar Analisis intensif menggunakan data pelanggan untuk mendukung cara-cara baru menghubungi dan melayani pelanggan yang memungkinkan untuk mengembangkan ceruk pasar baru untuk produk atau jasa khusus. Contohnya, program frequent guest Hotel Wyndam Supply Chain Management dan Sistem Respon Pelanggan Efisien Sistem yang menghubungkan rantai nilai perusahaan ke rantai nilai pemasok dan konsumen. System yang secara langsung menghubungkan kembali perilaku konsumen ke distributor, produksi, dan supply chain. Contoh: Wal-Mart menghubungkan langsung pembelian pelanggan ke pemasok hampir saat itu juga. pekerjaan pemasok adalah untuk memastikan produk yang dikirim ke toko untuk menggantikan produk yang dibeli. IT pada level organisasi digunakan untuk menghindari beralihnya konsumen ke pemasok lain dan mengikat mereka pada perusahaan. Biaya penggantian adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan atau perusahaan untuk waktu dan sumber daya yang terbuang sewaktu berganti dari satu pemasok atau ke sistem pemasok atau sistem pesaing. Contohnya, Baxter International. Strategi level-perusahaan dan Teknologi Informasi Memperluas kompetensi inti, kegiatan di mana perusahaan unggul sebagai pemimpin kelas dunia. Sistem informasi mendorong berbagi pengetahuan di seluruh unit bisnis dan karenanya perusahaan meningkatkan kompetensi. Strategi level-industri dan Sistem Informasi: kekuatan-kekuatan kompetitif dan perekonomian jaringan. Perusahaan beroperasi di lingkungan lebih besar yang terdiri dari perusahaan lain, pemerintah, dan bangsa. Kemitraan informasi, aliansi kerjasama yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan yang bertujuan berbagi informasi untuk memperoleh keuntungan strategis. Membantu perusahaan mendapatkan akses ke pelanggan baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk cross-selling dan penargetan produk. Model lima kekuatan Porter Dalam lingkungan yang lebih besar, terdapat lima kekuatan utama atau ancaman: Pasar baru pendatang Produk dan jasa pengganti Pemasok Pelanggan Perusahaan lain yang bersaing secara langsung Model kekuatan kompetitif, model yang digunakna untuk menjelaskan interaksi dari pengaruh-pengaruh eksternal, ancaman-ancaman khusus dan peluang-peluang, yang mempengaruhi strategi dan kemampuan organisasi dalam bersaing. Teknologi internet telah mempengaruhi struktur industri dengan Memberikan teknologi yang mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada pasar. Meingkatkan informasi yang tersedia bagi pelanggan dalm hal harga sehingga meningkatkan bargaining powernya. Menurunkan kekuatan pemasok Barang-barang substitusi Ekosistem bisnis IT memainkan peran yang kuat dalam menciptakan bentuk-bentuk baru produk ekosistem bisnis. Ekosistem bisnis adalah jaringan pemasok, distributor, perusahaan outsourcing, perusahaan jasa transportasi, dan teknologi manufaktur yang saling berkaitan. Sebagai contoh, Microsoft: 1 milyar PC di seluruh dunia dan ratusan ribu bisnis bergantung pada platform Microsoft. EBay: Jutaan orang dan ribuan perusahaan bisnis menggunakan platform ini. Wal-Mart: Enterprise sistem yang digunakan oleh pemasok untuk meningkatkan efisiensi Jaringan Ekonomi Produk dan layanan IT menunjukkan efek jaringan yang kuat dan berpotensi menciptakan situasi "winner take all". Jaringan menyebabkan biaya yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya nol atau sedikit, sebaliknya keuntungan yang diperoleh bisa semakin besar. Bertentangan dengan hukum penurunan laba pada produk industri dan pertanian. Contohnya, Nilai dari Internet tumbuh secara eksponensial dengan kenaikan linier pengguna. Karena perangkat lunak tertentu dapat menjadi standar (seperti sistem operasi Windows atau Windows Office), orang bisa terkunci ke dalam standar dan nilai Windows tumbuh karena semakin banyak orang yang menggunakannya. Strategi yang bagus, menggunakan IT untuk membangun produk dan jasa yang menyebabkan efek jaringan. Peluang manajemen, Perusahaan menghadapi perkembangan IT berbasis peluang untuk mendapatkan keunggulan strategis. Tantangan Manajemen Beberapa perusahaan menghadapi rintangan besar dalam menerapkan sistem kontemporer. Setelah keuntungan tercapai, ada kesulitan dalam mempertahankan keunggulan. Organisasi sering tidak dapat berubah untuk mengakomodasi teknologi baru dengan cukup cepat Pedoman Penyelesaian melakukan analisis sistem strategis Memahami struktur dan dinamika persaingan industri dimana perusahaan beroperasi. Memahami rantai nilai bisnis, perusahaan, dan industri Mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat mengelola "peralihan strategis" sebagai usaha untuk menerapkan sistem yang memberikan keunggulan kompetitif.
SUKA BLOG KU??? CENTANG AJA TOMBOL LIKE IN FB... Bagikan