John Dalton tertarik mempelajani dua unsur yang dapat membentuk lebib dan satu senyawa, seperti tembaga dengan oksigen, karbon dengan oksigen, belerang dengan oksigen, dan fosfor dengan klor.
Perbandingan massa kedua unsur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tembaga dan oksigcn membentuk dua senyawa tembaga oksida.
Tembagaoksida Tembaga Oksigen Tembaga : Oksigen
I 88,8% 11,2% 1 : 0,126
II 79,9% 20,1% 1 : 0,252 2.
Karbon dengan oksigen dapat membentuk dua senyawa.
Karbon + oksigen == Karbon monoksida (I)
Karbon + oksigen == Karbon dioksida (II)
Senyawa Karbon Oksigen Karbon : Oksigen
I 42,8 % 57,2% 1 : 1,33
II 27,3% 72,7% 1 : 2,67
Sulfur (belerang) dengan oksigen dapat membentuk dua senyawa oksigen, yaitu :
sulfur dioksida (I) dan sulfur trioksida (II).
Senyawa Belerang Oksigen Belerang : Oksigen
I 50% 50% 1 :1
II 40% 60% 1 : 1,5
Perhatikan angka-angka perbandingan di atas! Yang menarik adalah angka perbandingan pada unsur kedua (dalam hal ini oksigen), yaitu: 0,126 : 0,252 = 1 : 2 1,33 : 2,67 = 1 : 2 1 : 1,5 = 2 : 3
Berdasarkan kenyataan di atas akhimya Dalton menarik suatu kesimpulan yang disebut hukum perbandingan berganda: “Bila dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa unsur yang satu, yang bersenyawa dengan unsur lain yang tertentu massanya, merupakan bilangan bulat dan sederhana. Sampai kini hukum ini masih dapat diterima, tetapi perlu dikoreksi mengenai bilangan sederhana. Jika perbandingan itu bilangan sederhana (1, 2, 3, 4, 5) berarti rumus senyawa juga sederhana, seperti H2O, CO2, dan H2SO4. Akan tetapi kini ditemukan senyawa dengan bilangan besar, seperti C12H22O11 (sukrosa) dan C20H32O2 (asam arakidonat).
DOWNLOAD MAKALAH INI
Bagikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
No Coment No Cry